Rabu, 07 Desember 2011

Tugas 4


Keindahan
Teori Keindahan
http://members.fortunecity.com/senirupa/1x1.gif
     Estetik kadang-kadang dirumuskan pula sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan teori keindahan (theory of beauty). Kalau definisi keindahan memberitahu orang untuk mengenali apa keindahan itu, maka teori keindahan menjelaskan bagaimana keindahan itu.
     Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan ialah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang ada pada benda indah ataukah hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut? Penjelasan masalah ini dalam sejarah estetik menimbulkan 2 kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif tentang keindahan atau estetis.
     Kelompok teori obyektif dianut oleh misalnya Plato, Hegel dan Bernard Bosanquet, sedangkan kelompok teori subyektif didukung antara lain oleh Henry Home dan Edmund Burke.

Herbert Read:
     Setiap teori seni harus dimulai dengan anggapan bahwa manusia memberikan reaksi terhadap bentuk, massa dan permukaan dari benda-benda yang dilihatnya, dan bahwa komposisi dan penataan unsur-unsur tersebut menimbulkan rasa senang pada diri manusia.
     Kemampuan untuk menangkap komposisi dan penataan yang menyenangkan ini dimungkinkan karena manusia memiliki rasa keindahan (a sense of beauty).
     Keindahan adalah suatu hubungan formal dari pengamatan yang menimbulkan rasa senang.

Leo Tolstoy:
     Keindahan ialah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa menyenangkan bila dilihat (visaul).

Alexander Baumgarten:
     Keindahan itu dipandangan sebagai kesatuan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan keseluruhan.
     Alexander Baumgarten (1714-1762) dianggap sebagai pelopor ilmu aesthetica, karena dia yang pertama-tama mengangkat estetika sebagai ilmu yang khusus.
Estetika berasal dari kata Aesthesis yang berarti perasaan, pencerapan dan persepsi.

Sulzer (1720-1777)
     Mengatakan yang dapat dikatakan indah ialah yang mengandung kebaikan. Tujuan hidup adalah kemakmuran dan kesejahteraan dalam kehidupan sosial. Dan ini didapat dengan mendidik perasaan moral, dimana seni adalah sebagai pendukungnya. Menurut Sulzer keindahan adalah yang merangsang dan mendidik perasaan.

Wickelmann (1717-1767)
Hukum dan tujuan semua seni ialah keindahan semata.

Keindahan adalah terpisah dari kebaikan, ia membagi keindahan menjadi tiga:
http://members.fortunecity.com/senirupa/Symb075c00b700f000000000.gifKeindahan bentuk
http://members.fortunecity.com/senirupa/Symb075c00b700f000000000.gifKeindahan idea, terekspresi dalam posisi figur dalam seni plastis.
http://members.fortunecity.com/senirupa/Symb075c00b700f000000000.gifKeindahan ekspresi, ini dapat tercapai apabila terdapat kedua keindahan tersebut sebelumnya.

Beda seni dan keindahan:
Seni menyangkut benda atau karya-karya sedangkan keindahan menyakut masalah nilai.


Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, artik kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.
Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
1. keindahan dalam arti luas
2. keindahan dalam arti estetis murni
3. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Nilai estetik.
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?
1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan Manusia
4. Keagungan Tuhan
Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik  merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni  adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
Sumber:http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/manusia-dan-keindahan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar