Penalaran Induksi
Menurut Suriasumantri (dalam
Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa
penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang
khusus. Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu
penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan
umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum
tentu berlaku untuk semua kasus.
Aspek dari penalaran
induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007
:15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam,
yaitu generalisasi dan analogi.
Contoh
Paragraf Generalisasi adalah sebagai berikut :
"Bagi
mahasiswa semester 6 terasa sulit. Sebelumnya, mata kuliah yang di ajarkan
dosen hanya berupa dasar saja sebagai permulaan dalam belajar. Di samping itu,
Proses belajar mengajar di kampus sekarang ini lebih padat. Ditambah lagi
banyak tugas - tugas yang harus diselesaikan serta semester kali ini mahasiswa di tuntut wajib
menyelesaikan Penulisan ilmiah. Oleh karena itu, tidak mengherankan semester
kali ini harus mahasiswa harus lebih pintar dalam membagi waktu antara kuliah
dan urusan pribadi."
Contoh
Paragraf Analogi adalah sebagai berikut :
"Manusia yang selalu belajar sama halnya dengan
mengasah pisau. Semakin ia giat untuk belajar maka akan semakin pandai, Begitu
pula dengan pisau, semakin sering di asah pisau akan tajam , dan lebih berguna.
Jadi rajin belajar sama halnya dengan mengasah pisau."
Hubungan Kausalitas
Contoh
Paragraf Sebab Akibat adalah sebagai berikut :
"Banjir
yang selalu dihadapi ibukota Jakarta
merupakan akibat kecerobohan manusianya sendiri yang tidak memperhatikan lingkungan
sekitarnya, seperti membangun rumah di bantaran sungai, yang merupakan penyalur air hujan kelaut, dan membuat sungai
makin menyempit, dan sampah dimana-mana, karna air hujan tersebut tersumbat,
maka air hujan tidak mengalir dengan semestinya.